Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2021

Zatalini Tales (2012)

Dahulu kala ada seorang anak bernama Zatalini, ia tinggal berdua dengan ibunya—filza, disebuah gubuk tua. Zata adalah anak yang ceroboh dan sering galau, padahal ia jomblo. Suatu hari Filza, ibunya yang cerewet, menyuruh Zata pergi ke hutan untuk memetik pisang. Diperjalanannya ke hutan, ia berjumpa dengan seorang cenayang bernama Firia. Firia mengatakan kepada Zata bahwa ia akan mendapat satu kesialan dan satu keberuntungan jika mengambil pisang yang tergantung paling tinggi. Di sepanjang perjalanan, Zata terus memikirkan kata-kata Firia. Sampailah ia di sebuah sungai, di sana ia melihat seorang nenek sedang mencuci gigi palsu berbehelnya. Nenek itu bernama Andalia, ia terlihat sangat kesulitan saat menggosok behelnya. Zata yang sok baik lalu menawarkan diri untuk menolongnya, ia merebut gigi palsu tersebut dengan paksa. Lalu, saat ia tengah merebut gigi berbehel tersebut, muncullah cucu nenek itu dari semak-semak. Melihat perbutan itu, sang cucu panik lalu berteriak minta tolong. San

Bubur, oh, Bubur

Gambar
Halo! Sekian lama ngga berhubungan dengan dunia per-blogger-an, beberapa minggu lalu akhirnya ada kejadian menarik yang bikin aku kembali menyentuh blogger dot com. Malam itu sekitar pukul 19.30an, teman SMP ku yang ratusan purnama lamanya udah ga pernah ketemu lagi tiba-tiba nelpon pakai app Wassap. "Halo, assalamualaikum, " sapaku. "Halo h , assalamualaikum, Ki!"  Namanya Liza, eh, Lidza, pakai 'd'. Sedikit tentang Lidza, cewe asli Banda Aceh dan sejak kuliah sampai sekarang beraktivitas di Jakarta ini adalah salah satu teman terdekatku di masa SMP. Sejak masuk SMA di tahun 2011, hubungan kami kian merenggang seiring waktu dan pilihan sekolah yang beda. Akhirnya hubungan kami hanya sebatas saling nge-like foto Instagram (yang kyknya sekarang tinggal aku aja yang masih rajin ngelike) dan nge-seen Insta Story. Indahnya dunia per-medsos-an, walaupun minim interaksi, kita tetap update tentang kurang-lebih apa kabar dan dimana dia sekarang. "Ki, sorry  nih